Prosedur Penerjemahan (Translation
Procedure)
1. Pergeseran Bentuk
Suatu
prosedur penerjemahan yang melibatkan pengubahan
bentuk gramatikal dari Bsu ke Bsa. Ada empat jenis pergeseran bentuk:
I.
Pergeseran bentuk yang wajib dan
otomatis yang disebabkan oleh sistem dan kaidah bahasa. Misalnya:
a) Penerjemahan pronominal
jamak dalam bahasa Inggris menjadi nomina tunggal dalam bahasa Indonesia.
Tsu : I
wear a pair of gloves
Tsa : Saya
memakai sarung tangan
b) Pengulangan
ajektiva dalam bahasa Indonesia dari adverbial yang menerangkan subjek
berpronomina jamak dalam bahasa Inggris.
Tsu : The
buildings in Semarang are big.
Tsa : Gedung
di Semarang besar-besar.
c) Ajektiva +
nomina menjadi nomina + ajektiva.
Tsu : naughty
boy.
Tsa : Anak
kecil (yang) nakal
II.
Pergeseran makna karena suatu struktur
gramatikal dalam Bsu tidak ada dalam Bsa.
a) Peletakan
objek di latar depan dalam bahasa Indonesia yang tidak ada dalam konsep
gramatikal bahasa Inggris, kecuali dalam kalimat pasif, sehingga struktur
kalimatnya tetap berbentuk kalimat berita biasa.
Tsu : They
should guarantee this loss.
Tsa : Kerugian
ini harus mereka tanggung.
b) Peletakan
verba di latar depan dalam bahasa Indonesia ynag tidak lazim dalam struktur
bahasa Inggris, kecuali dalam kalimat imperatif. Maka oadanannya memakai
struktur kalimat berita biasa.
Tsu : His
proposal has been rejected.
Tsa : Telah
ditolak lamarannya.
III.
Pergeseran makna karena alas an kewajaran
ungkapan, padanan Bsu tidak wajar atau kaku dalam Bsa.
a) Nomina/frase
nomina dalam Bsu menjadi verba dalam Bsa.
Tsu : to
train the people for the success of their business.
Tsa : melatih
orang-orang untuk mensukseskan bisnis mereka.
b) Ajektiva +
nimina/frase nomina dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa.
Tsu : vocational
school
Tsa : sekolah
kejuruan
c) Klausa dalam
bentuk participal dalam Bsu dinyatakan secara penuh dan eksplisit dalam
Bsa.
Tsu : The
houses occupied by the immigrants are so unique.
Tsa : Rumah-rumah
yang dihuni oleh para imigran tersebut sangatlah unik.
d) Ajektiva +
nomina menjadi nomina + klausa.
Tsu : speaking
doll
Tsa : boneka
yang bisa berbicara
e) Pergeseran
kelas kata
i.
Nomina à verba
Tsu : It
was an interesting show
Tsa : Sungguh
pertunjukan yang sangat menarik
ii.
Ajektivaà verba
Tsu : Toni
and Tono are rival each other.
Tsa : Toni
dan Tono bersaingan satu sama lain.
IV.
Pergeseran unit misalnya kata menjadi
frase, dan frase menjadi klausa yang sering kita jumpai dalam penerjemahan
kata-kata lepas.
a) Kata menjadi
frase
Tsu :
best
Tsa : yang
paling bagus
b) Frase menjadi
klausa
Tsu : The
woman with big hat is Mrs. Paula
Tsa : Wanita
yang memakai topi besar adalah Nyonya Paula.
2. Pergeseran Makna
I.
Modulasi wajib
a) Struktur
aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan sebaliknya.
i.
Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris.
Tsu : The
question is difficult to understand.
Tsa :
Pertanyaan itu sulit dipahami.
ii.
Konstruksi pasif nol dalam bahasa Indonesia menjadi
konstruksi aktif dalam bahasa Inggris.
Tsu (Ind) :
Tugas itu akan saya kumpulkan dua hari lagi.
Tsa (Ing) :
I will hand in the assignment two days later.
b) Kata yang bernuansa
khusus dalam Bsu diterjemahkan menjadi kata yang bernuansa umum dalam Bsa.
Tsu : tribe
Tsa : suku
II.
Modulasi bebas
a) Menyatakan
secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam Bsu.
Tsu : economical
degradation
Tsa :
penurunan mutu ekonomi
b) Frase
preposisional sebab-akibat dalam Bsu menjadi klausa sebab-akibat dalam Bsa.
Tsu : Indonesian people suffer from the
consequences of economical degradation.
Tsa : Rakyat Indonesia menderita karena
(adanya) penurunan mutu ekonomi.
c) Bentuk
positif dalam Bsu menjadi negative ganda dalam Bsa.
Tsu : Demonstrations
are bound to occur.
Tsa :
Demonstrasi tak urung terjadi juga.
(urung=tidak
jadi)
3. Naturalisasi
(peminjaman)
I.
Peminjaman murni
Tsu :
Printer
Tsa :
Printer
II.
Peminjaman dinaturalisasi
Tsu :
parachute
Tsa :
parasut
4. Pemadanan Berkonteks
Tsu : The
Ferrari is the most expensive among others.
Tsa : Mobil
Ferrari itu adalah yang termahal diantara yang lain.
5. Pemadanan Bercatatan
Tsu : Lontong
is a traditional food form Central Java.
Tsa : Lontong
adalah makanan tradisional dari Jawa Tengah.
Catatan kaki: Lontong adalah makanan yang
terbuat dari beras yang dibungkus oleh daun pisang yang berbentuk seperti
tabung berukuran sekitar 20cm yang dimasak dengan cara direbus dengan air
mendidih.